Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Terakreditsi A oleh BAN-PT 2014 Himbar Buana
Label:
Pendidikan Himbar Buana
Precast Structural System for Salman Bay Housing Project, Jeddah Himbar Buana
Label:
Bangunan Himbar Buana
Burj Khalifa (Burj Dubai) Construction - Animation - U.A.E Himbar Buana
Label:
Bangunan Himbar Buana
Masterplan Surya University Bogor Himbar Buana
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiazN-mHcdDmfCma3AYT2NYAAA85en7a7V4ewh00NQuDJlThpyMn_FZEu3AzXtOBgN8lzVSHs8U72cjStglG1emyyArEJkoABMXqRzan_dNdbruRMsRR0ujB9mhQrZwQodhlGY1meJLViaN/s400/Spot+3.jpg)
Konsep utama Masterplan Kampus Surya University berdasar pada Surya Golden Ration (SGR). SGR merupakan hasil studi dari pengembangan bidang octagon yang sudah diperdalam oleh pihak Surya University. r-octagon, s-octagon, m-octagon merupakan geometri dasar yang digunakan dalam perancangan kampus yang berbasis riset dan teknologi ini.
Dalam perancangannya, masterplan kampus menggunakan konsep bidang m-octagon yang
membentuk fraktal. Titik sentralnya ditempatkan pada pusat tapak. Titik
ini selanjutnya dijadikan datum untuk mengorganisir seluruh kawasan.
Secara konsisten, pola dari susunan 8 Surya Golden Spiral (SGS)
digunakan ketika menempatkan bangunan dalam Kawasan Surya University
(KSU). Gedung Rektorat berada di pusat "tata surya" kampus, disusul oleh
8 Gedung Pusat Riset, setelah itu terdapat Gedung Kampus yang membentuk
menerus, yang juga menjadi batas internal kampus, serta gedung-gedung
fasilitas pendukung yang tersebar di ring terluar kawasan. Penempatan
bangunan fasilitas pendukung juga berdasar pada 2 axis, yaitu student activity axis, dan religiosity-educational axis. Bangunan student center ditempatkan di sisi terjauh student activity axis mengingat kegiatan yang dilakukan menghasilkan bising yang kuat. Sedangkan Chapel serta Perpustakaan berada di area depan kawasan sebagai simbol penyatuan religiusitas dan ilmu pengetahuan.
Tidak hanya penempatan bangunan di dalam kawasan, sirkulasi utama
kawasan ini pun juga menggunakan pola SGS yang diteruskan hingga batas
kawasan. Sebagai kampus dengan teknologi tinggi, tentunya Kawasan Surya
University juga perlu mendukung konsep green environment. Untuk
itu, seluruh kendaraan konvensional tidak diperbolehkan untuk mengakses
area dalam kampus. Sementara, untuk menuju area internal, seluruh
civitas akademika akan diperbolehkan menggunakan kendaraan yang
disediakan oleh pihak kampus, seperti sepeda, segway, ataupun kendaraan listrik.
Tidak hanya rancangan landscape, gubahan masa area eksternal didapat
dari pengembangan lebih lanjut bentuk geometri umum. Gedung Sport Hall serta Kolam Renang, misalnya, merupakan pengembangan Golden Square dengan transformasi Fibonachi, sehingga dapat menghasilkan geometri sport hall yang unik. Lalu, Gedung Asrama Mahasiswa dirancang menggunakan multiplikasi dari r-octagon dengan tetap menyediakan ruang-ruang pertemuan atau ruang publik sebagai transisi antar bangunan.
Sedangkan pada area internal kampus, pengembangan gubahan masa didapat dari bidang octagon, baik m-octagon serta s-octagon.
Secara umum, gubahan masa di area dalam merupakan hasil pengembangan
yang dilakukan khusus oleh pihak Surya University sendiri. Gedung
Rektorat merupakan cerminan dari ring 1 hingga 6 m-octagon . Gedung Riset menggunakan gubahan prisma c-octagon. C-otagon sendiri merupakan gabungan dari 4 s-octagon dan 1 m-octagon. Sedangkan Gedung Kampus, yang merupakan ring 8 KSU, menggunakan gubahan m-octagon yang
diangkat dengan pilotis/kolom setinggi 2,5 meter, sehingga memungkinkan
pejalan kaki atau pengguna sepeda berjalan dibawah bangunan. Tersebar
pula void octagon yang memberikan kesempatan pohon untuk menembus
bangunan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn75cU8Dbuz2OoS5y4_r6tGZ3bBdnRhXXCAYAAXNBTT887ldka8c2Bx98C2h7ftSmdw8YUsddYQifA7lxUDqSbVegmBxW-Cb3ErYZese1nKXkbv-FRBdIIPnN7FaV0CprRIzt7dYbRGVFS/s640/3D+KAWASAN+01+copy.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn75cU8Dbuz2OoS5y4_r6tGZ3bBdnRhXXCAYAAXNBTT887ldka8c2Bx98C2h7ftSmdw8YUsddYQifA7lxUDqSbVegmBxW-Cb3ErYZese1nKXkbv-FRBdIIPnN7FaV0CprRIzt7dYbRGVFS/s640/3D+KAWASAN+01+copy.jpg)
Lebih lanjut lagi, rancangan landscape pada area dalam KSU dikembangkan
menjadi sebuah taman labirin berpola SGS. Ini dirasa perlu, mengingat
Gedung Rektorat serta Gedung Laboratorium memiliki privatisasi yang
tinggi. Bahkan, untuk mencapai gedung dengan hirarki atas ini, seluruh
civitas akademika diharapkan dapat menggunakan teknologi GPS untuk
mengakses gedung tersebut. Dan sebagai perlambang penjernihan hati dan
pikiran, Gedung Rektorat juga dikelilingi oleh kolam air tenang.
Selain pengembangan secara gubahan masa dan kawasan, kami juga melakukan
pengembangan secara teknologi pada bangunan di KSU. Semua fasilitas di
Kawasan Surya University dirancang terintegrasi baik secara desain
maupun teknologi. Perancangan facade Gedung Rektorat dan Gedung Riset menggunakan teknologi secondary skin yang dapat merespon kebutuhan pencahayaan dalam bangunan. Selain itu, di setiap fatigue point direspon dengan node-node dengan berbagai program, seperti cafe, parkir sepeda, serta charging spot untuk kendaraan listrik. Ini juga menjadi fasilitas umum civitas akademika di dalam kampus.
PROJECT CREDITS
Office Budi Pradono Architects
Location Kawasan Surya University, Bogor, Jawa barat
Design Period August 2013
Concept by Budi Pradono
Architect: Budi Pradono Architects (BPA)
Principal Architect: Budi Pradono
Assistant Architects: Stephanie Monieca, Elda Siska Sinuraya, Ajeng Nadia Ilmiani, Eka Feri Rudianto, Zulfikar Ramzy Malewa
Assistant Architect Supports: Destiana Ritaningsih, Laurencia Yoanita, Rifandi Septiawan Nugroho, Stephen Lim
Label:
Pendidikan Himbar Buana
Durian tergolong sulit dibuahkan dalam pot sehingga tidak
direkomendasikan untuk tabulampot. Bunga sulit muncul apalagi bertahan menjadi
buah yang matang. Seringkali bunga hanya bertahan sampai seukuran jempol orang
dewasa lalu rontok. Eddy Soesanto, penangkar buah di Cijantung, Jakarta timuir,
menduga itu disebabkan karakter perakaran pohon durian dewasa yang membesar dan
memanjang ke samping. Volume pot yang terbatas jelas membatasi pertumbuhan
akar. Ujung-ujungnya, pasokan hara pun seret.
Kesulitan membuahkan tabulampot
durian itu ditepis Edi Sofiandi, pekebun di Parongpong, Bandung. “Dulu teknik
memindahkan tanaman yang telah berbuah memang lazim, tapi itu teknik lama,”
kata kelahiran Bandung 43 tahun silam itu. Menurutnya dengan media dan hara
tepat volume pot yang terbatas tetap mampu mendukung perkembangan buah. Dengan
prinsip itu Sofiandi sukses membuahkan tabulampot durian sebanyak 50 tanaman
selama 3 tahun terakhir. Monthong umur 4 bulan pascaokulasi dengan daun lebat,
segar, dan hijau dipilih sebagai bakalan tabulampot. Ia lantas dipindahkan ke
polibag besar dan dirawat 4 bulan. Jika pertumbuhan tetap prima, baru dipindah
ke karung plastik.
Media berupa pupuk kandang dan tanah
liat dengan perbandingan 1:1. Tanaman-yang masih dalam karung lalu dibenamkan
ke tanah. Caranya dibuat lubang seukuran karung. Bagian dasar tanah diberi
pupuk fosfor berupa TSP sebanyak 2 sendok makan atau setara 20 g. Fosfor
mengoptimalkan pertumbuhan akar. Taburkan pula furadan dengan jumlah serupa
untuk mencegah kehadiran patogen tanah. Setelah karung dibenamkan, bagian atas
diberi TSP dan furadan dengan dosis sama. Menurut Sofiandi durian dipindah ke
lahan untuk menggenjot pertumbuhan vegetatif. Di sana tanaman dirawat 8-12
bulan dan dipupuk 2-3 kali. Pascaperawatan, tanaman diangkat untuk dipindah ke
dalam drum. Tanaman dengan bola akar terbungkus karung lalu ditanam di drum.
Ruang antara karung dengan dinding drum diisi media utama-pupuk kandang dan
tanah liat-plus jerami. Tujuannya media mudah mengalirkan air dan pori-pori
udara cukup. Akar baru dirangsang keluar dari karung dengan menyiramkan
perangsang akar sebanyak 25 ml per 10 l air. Perangsang itu disiram setiap hari
selama 1 minggu. Dengan perawatan rutin, buah bakal keluar tahun berikutnya.
Label:
TABULAMPOT